Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berangkatlah dari DIRI SENDIRI


saudaraku fillah,..
Banyak orang di antara kita selalu mengandalkan kerja dan usaha orang lain...
Sementara itu, kita hanya duduk termangu menunggu hasil...  Kita ingin perubahan menuju kebaikan, namun tidak sepeserpun usaha kita ikut andil dalam mewujudkannya....

Kita sangat senang menuntut orang lain melakukan sesuatu sesuai keinginan kita.... Bahkan seringkali kita memaksakannya.
Namun jika kita bercermin balik,.... apa yang telah kita lakukan ? Ada atau tidak ada ?

Saudaraku, ingatlah.. Perubahan menuju kemajuan ataupun perbaikan mustahil diwujudkan melalui asas menggantungkan diri kepada yang lainnya..
Allah telah berfirman :
”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”  [QS. Ar-Ra’d : 11].

Pada ayat di atas Allah telah menegaskan bahwa perubahan itu hanya berlaku jika ada ikhtiyar dari orang yang bersangkutan. Allah tidak berfirman : ”sehingga orang lain mengubah keadaan yang ada pada diri mereka”.

Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk produktif. Apa yang telah kita berikan pada Islam ? Apa yang telah kita berikan pada dakwah? Apa yang telah kita berikan pada kaum muslimin ? Jika ilmu kita sedikit, harta kita minim,... sumbangan tenaga atau pikiran pun masih membuka peluang kita untuk berpartisipasi...

Jika itu pun tidak bisa kita lakukan, bermuamalah dan memperlihatkan akhlaq yang baik kepada masyarakat sudah merupakan investasi penting untuk memberikan citra yang baik bagi dakwah salaf ...  yang sering rusak oleh perilaku segelintir manusia.

Untuk itu saudaraku fillah,.. mari kita bersemangat, bersegera untuk memperbaiki diri, karena ini yg utama,...
dan tetap berkhidmat untuk Islam, dengan sebatas apa yang kita mampui, dengan tetap memperhatikan kaidah2 syar'i nya,..
Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :
“Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat. Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari memaksiati-Nya.

Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta aman dari lupa dan kekhilafan. Maka terus meneruslah berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), semoga Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni kalian. Bisa jadi ada satu kata yang terdengar dan kata itu merendahkan diri kita namun sangat bermanfaat bagi kita. Bertaqwalah kalian semua kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.”[ Mawai’zh lilImam Al-Hasan Al-Bashri ]

Hasan Al Bashri Rahimahullah berkata:
”Wahai kaum muslimin, rutinlah dalam beramal, rutinlah dalam beramal. Ingatlah! Allah tidaklah menjadikan akhir dari seseorang beramal selain kematiannya.”
Beliau rahimahullah juga mengatakan,
”Jika syaithon melihatmu kontinu dalam melakukan amalan ketaatan, dia pun akan menjauhimu. Namun jika syaithon melihatmu beramal kemudian engkau meninggalkannya setelah itu, malah melakukannya sesekali saja, maka syaithon pun akan semakin tamak untuk menggodamu.” [Al Mahjah fii Sayrid Duljah, Ibnu Rajab, hal. 71. Dinukil dari Tajriidul Ittiba’ fii Bayaani Asbaabi Tafadhulil A’mal, Ibrahim bin ‘Amir Ar Ruhailiy, Daar Al Imam Ahmad, cetakan pertama, 1428 H, hal. 86.]
semoga Allah ta'alaa memudahkan jalan kita untuk senantiasa memperbaiki diri kita, dan keluarga kita, dan ikhwah semuanya,.. dan semoga Allah ta'alaa meringankan beban kita taktala berikhtiar, dalam berkhidmat kepada Islam,..

Dan hanya Allah azza wa jalla lah yang memberikan TaufiqNya.
syukron kpd shahabat dakwah, al akh abul jauzaa hafidzahullah.

Posting Komentar untuk "Berangkatlah dari DIRI SENDIRI"