"Menikmati Jalan Pasrah"
Mungkin, banyak di antara kita yang belum tahu,bahwa kita telah menjual diri kepada Allah Ta'ala untuk sebuah harga yang sangat tinggi. Jannah. Dia akan memenuhi janjiNya, itu pasti. Sayangnya, kita serin g abai memantaskan diri meraih kesepadanan penawaran yang menggiurkan ini.
Karena memiliki, Allah berhak melakukan apa saja terhadap semuanya, menempatkan dalam istana atau memenjarakannya. Menutupi auratnya, atau telanjang. Melimpahinya dengan harta atau membuatnya fakir. Memanjangkan usia atau memendekkannya. Membuatnya meraih kemenangan atau menderita kekalahan. Menguasaannya atas musuh atau dikuasakannya kepada mereka. Memanen pujian atau celaan. Dan hal-hal lain yang memang menjadi kehendak-Nya. Dan siapa yang bisa merubah jika Allah telah memutuskan..???!
Bukan hal yang mudah menjadi bagian dari kafilah yang menyerah dan tetap ridha atas takdir Allah, dan tidak menentang apa yang telah Allah lakukan untuk kita. Sebab seringkali apa yang kita harapkan tidak sejalan dengan apa yang Allah pilihkan. Yang kita benci justru menghadang di depa. Kita sering berkata, andai saja bukan begini begitu, bukan yang ini yang itu. Astaghfirullah...!!! Apakah kita lebih tahu dan lebih berhak menetukan ?
Allah telah memilihkan yang terbaik bagi hamba-Nya yang beriman. Meski zhahirnya terkadang sulit dan berat, semisal kerusakan harta, kehilangan kedudukan, jabatan, keluarga, anak, atau bahkan hilangnya dunia seisinya, ia adalah pilihan paling utama.
seperti apapun prasangka yang kita miliki Dia.
Sebab sungguh, Allah tidak menghalangi kita mendapatkan sesuatu karena kebakhilan, berkurangnya perbendaharaan-Nya, atau karena Dia menyembunyikan apa yang menjadi hak kita. Namun, Dia melakukannya agar kita kembali kepada-Nya. Agar kita menjadi mulia dengan menghinakan diri dihadapan-Nya, merasa kaya dengan perasaan membutuhkanNya, atau mereguk manisnya ketundukan dan kepasrahan kepada-Nya.
Bahwa dalam hal-hal yang tidak bisa kita mengerti, ada hikmah, kemuliaan, kesempurnaan, dan rahmatNya. Bahkan dalam paksaan-Nya, ada kelembutan kasih dan sayang-Nya. Juga bahwa, ketika Allah tidak memberi, adalah sebuah pemberian, ketika Dia menghukum adalah sebuah pengajaran, serta ketika Dia memberi ujian adalah kecintaan-Nya yang sempurna.
Kita ingin menunaikan perintah Allah apa adanya. Menghadap ruh, kalbu, dan jasad kepadaNya, bagaimana pun dan di manapun ia, serta apa pun yang nanti menjadi resiko pengiringnya. Tidak ada keinginan lain selain melaksanakannya sebanyak mungkin. Semuanya untuk sebuah perniagaan yang berkualitas, dan menunggu harga yang pantas, akan dibayarkan.
Sebuah pemahaman makna yang tidak mudah, namun mampu memberi energi luar biasa untuk pasrah dan menyerah kepada Allah. Sebuah jalan pasrah yang indah dan nikmat jika kita mengetahuinya.....!!
Karena memiliki, Allah berhak melakukan apa saja terhadap semuanya, menempatkan dalam istana atau memenjarakannya. Menutupi auratnya, atau telanjang. Melimpahinya dengan harta atau membuatnya fakir. Memanjangkan usia atau memendekkannya. Membuatnya meraih kemenangan atau menderita kekalahan. Menguasaannya atas musuh atau dikuasakannya kepada mereka. Memanen pujian atau celaan. Dan hal-hal lain yang memang menjadi kehendak-Nya. Dan siapa yang bisa merubah jika Allah telah memutuskan..???!
Bukan hal yang mudah menjadi bagian dari kafilah yang menyerah dan tetap ridha atas takdir Allah, dan tidak menentang apa yang telah Allah lakukan untuk kita. Sebab seringkali apa yang kita harapkan tidak sejalan dengan apa yang Allah pilihkan. Yang kita benci justru menghadang di depa. Kita sering berkata, andai saja bukan begini begitu, bukan yang ini yang itu. Astaghfirullah...!!! Apakah kita lebih tahu dan lebih berhak menetukan ?
Allah telah memilihkan yang terbaik bagi hamba-Nya yang beriman. Meski zhahirnya terkadang sulit dan berat, semisal kerusakan harta, kehilangan kedudukan, jabatan, keluarga, anak, atau bahkan hilangnya dunia seisinya, ia adalah pilihan paling utama.
seperti apapun prasangka yang kita miliki Dia.
Sebab sungguh, Allah tidak menghalangi kita mendapatkan sesuatu karena kebakhilan, berkurangnya perbendaharaan-Nya, atau karena Dia menyembunyikan apa yang menjadi hak kita. Namun, Dia melakukannya agar kita kembali kepada-Nya. Agar kita menjadi mulia dengan menghinakan diri dihadapan-Nya, merasa kaya dengan perasaan membutuhkanNya, atau mereguk manisnya ketundukan dan kepasrahan kepada-Nya.
Bahwa dalam hal-hal yang tidak bisa kita mengerti, ada hikmah, kemuliaan, kesempurnaan, dan rahmatNya. Bahkan dalam paksaan-Nya, ada kelembutan kasih dan sayang-Nya. Juga bahwa, ketika Allah tidak memberi, adalah sebuah pemberian, ketika Dia menghukum adalah sebuah pengajaran, serta ketika Dia memberi ujian adalah kecintaan-Nya yang sempurna.
Kita ingin menunaikan perintah Allah apa adanya. Menghadap ruh, kalbu, dan jasad kepadaNya, bagaimana pun dan di manapun ia, serta apa pun yang nanti menjadi resiko pengiringnya. Tidak ada keinginan lain selain melaksanakannya sebanyak mungkin. Semuanya untuk sebuah perniagaan yang berkualitas, dan menunggu harga yang pantas, akan dibayarkan.
Sebuah pemahaman makna yang tidak mudah, namun mampu memberi energi luar biasa untuk pasrah dan menyerah kepada Allah. Sebuah jalan pasrah yang indah dan nikmat jika kita mengetahuinya.....!!